Friday, May 6, 2011
Obama Menyerang Negeri-Negeri Kaum Muslim, Mulai Dari Rezim Turki Hingga Rezim Mesir Melewati Rezim Pemerintahan Saudi
Setelah Istanbul, sekarang ia mengarahkan tagetnya ke wilayah Kinanah (Mesir) melewati jazirah Arab,ia disambut oleh rezim Mesir pada hari Kamis pagi (4/6/2009) dengan sambutan bak pahlawan yang baru pulang dari medan tempur dengan membawa kemenangan!,Pasukan keamanan tersebar di mana-mana. Berbagai bunga dan hiasan ucapan selamat berjajaran menyambut presiden Amerika, pemimpin kekufuran, yang hingga kini masih saja menumpahkan darah umat Islam di Afghanistan, Pakistan, dan Irak ….
Substansi pidato yang disampikan Obama tidak berbeda dengan kebijakan umum mantan presiden Amerika dan mantan-mantan presiden sebelumnya, baik dalam hal perang yang dilancarkan Amerika atas negeri-negeri kaum Muslim, isu palestina, hubungan erat dengan entitas Yahudi, isu senjata nuklir, dan isu-isu lainnya. Isi pidato Obama tidak keluar dari upaya merealisasikan kepentingan Amerika, mulai dari awal hingga akhir, semuanya mencoba untuk menarik opini publik kaum Muslim agar “memahami” bahwa perang yang dilancarkan Amerika di negeri-negeri kaum Muslim adalah benar.
Namun demikian, pidato yang disampaikan Obama dalam hal bentuk, memiliki keistimewaan melebihi para pemimpin sebelumnya dengan penipuan yang begitu sempurna. Sehingga yang ditemukan dari mendengarkan perkataannya tidak lebih dari upaya membangun hubungan umum karena keterampilannya dalam seni penipuan dan penyesatan. Allah SWT berfirman:
)وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ(
“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 4).
Inilah hal-hal yang isinya tidak lebih dari upaya membangun hubungan umum. Sedangkan dalam hal-hal yang sensitif, dan isu-isu yang terindera kadar kualitas dan kuantitasnya, maka isi pidato itu merupakan suatu yang sangat tajam, pedas, jelas, dan tanpa ditutup-tutupi lagi mengenai permusuhannya terhadap isu-isu kaum Muslim. Allah SWT berfirman:
)يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ(
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (TQS. Ali Imran [3] : 118).
Sejak awal ia telah melontarkan berbagai ancaman kepada mereka yang disebut dengan ekstremis “teroris” di Afghanistan dan Pakistan. Terhadap mereka itu, ia tidak pernah bersikap toleran. Bahkan ia memprovokasi berbagai negara untuk berperang di pihaknya. Dengan bangganya ia mengatakan bahwa dirinya telah mengumpulkan 46 negara untuk berperang membantunya di Afghanistan.
Tidak hanya itu, bahkan ia telah membombardir Pakistan, baik secara langsung maupun tidak. Dalam hal ini, ia tidak merasa bersalah sama sekali. Bahkan ia menilai itu sebagai pembunuhan yang “mulia”, meski yang dibunuhnya adalah kaum perempuan, anak-anak, dan orang tua. Sungguh semua itu terlihat jelas di Afghanistan. Insiden pembunuhan itu dibenarkan tentara Obama, namun mereka mengatakan semua itu terjadi karena kekeliruan bukan kesengajaan!!
Jika demikian, mereka itulah para ekstremis yang sesungguhnya. Namun biasanya Obama menilai seorang Muslim yang berpegang teguh dengan agamanya, yang tidak ingin negerinya diduduki dan dijajah oleh Amerika, atau seorang Muslim yang tidak ingin tempat-tempat sucinya dirampas oleh bangsa Yahudi, maka orang seperti inilah yang dinilainya sebagai ekstremis “teroris!”
Meski telah jelas berbagai kejahatan yang dilakukannya dan pembunuhan secara brutal terus dilakukannya di Afghanistan, Pakistan, dan Irak. Namun ia tak henti-hentinya mengatakan bahwa ia tidak ingin memerangi Islam dan kaum Muslim, seperti yang telah ia katakan di Turki.
Tentara Amerika telah melakukan pembantaian di negeri-negeri kaum Muslim dan melancarkan peperangan yang membinasakan dan menghancurkan terhadap kaum Muslim, yang berlangsung selama siang dan malam. Akibatnya, ribuan nyawa melayang dan jutaan orang mengungsi meninggalkan negerinya yang sebelumnya telah memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada mereka. Namun demikian, Obama masih saja mengatakan bahwa ia tidak akan memerangi kaum Muslim!
Kemudian ketika ia pindah ke isu Palestina dalam pidatonya itu, maka ia dengan jelas menyatakan kuatnya hubungan keamanan Amerika dan hubungan lainnya, yang semuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan negara Yahudi yang telah merampas Palestina. Negara ini harus tetap dengan apa yang telah dirampasnya dan harus membangun institusi di atasnya. Ia sangat tidak rela jika hal itu ada yang mengusiknya atau menawarkan alternatif lain! Kemudian, ia menekankan solusi dua negara, yaitu pengakuan akan hak bangsa Yahudi atas sebagian besar wilayah Palestina, sementara sisanya yang tinggal sedikit, disebut dengan negara bagi warga Palestina.
Kemudian dengan polosnya, ia pun menggelitik perasaan masyarakat bahwa ia ingin menghentikan pembangunan pemukiman, bukan penghapusan setiap permukiman. Tetapi ia baru akan menghentikannya setelah entitas Yahudi melihat adanya tempat yang layak dan aman bagi institusi mereka; jika tidak, maka mereka akan membangun benteng dan puri! Keinginan menghentikannya itu pun tidak akan dilakukan begitu saja, tetapi ada persyaratannya, yaitu harus menghentikan setiap bentuk perlawanan dan permusuhan terhadap Yahudi. Hal itu dinyatakan dan ditegaskan dalam peta jalan kematian!
Kemudian pidatonya memasuki isu senjata nuklir. Dalam hal ini, ia fokus pada Iran. Ia menginginkan wilayah Timur Tengah bersih dan bebas dari senjata nuklir, dan mencegah perlombaan senjata nuklir di dalamnya. Di sini, ia sama sekali tidak menyebutkan entitas Yahudi meski hanya satu kata. Padahal, semua tahu bahwa institusi Yahudi adalah negara berkekuatan nuklir!
Dengan demikian, semua yang terdapat dalam pidatonya merupakan penentangan terhadap isu-isu kaum Muslim. Sungguh, rezim Mesir telah mempersiapkan untuk semua ini. Di mana kedatangan Obama tak lain untuk menyerang melalui tipu daya, kelicikan, dan manisnya kata-kata. Dengan semua itu ia mencoba untuk menutupi darah bersih tak bersalah yang sudah dan yang akan ditumpahkan oleh tentaranya di Afghanistan, Irak, dan Pakistan. Rezim Mesir telah menyiapkan sistem untuk memobilisasi orang-orangnya yang akan bersorak-sorai dan memberikan aplus atas tindakan jorok, keji, dan beracun ini, sehingga yang terlihat seolah-olah di sana ada persetujuan dari orang-orang Mesir atas racun yang ditiupkan oleh Obama dalam pidatonya.
Sesungguhnya sorak-sorai dan aplus yang palsu ini terlihat jelas sekali bagi setiap orang yang kedua matanya sehat. Jika tidak, bagaimana ia memberikan aplus atas perkataannya tentang solusi dua negara? Apakah seorang Muslim rela, apalagi bersorak-sorai dan memberikan aplus terhadap keinginan membagi-bagi tanah yang penuh barakah, dan tanah tempat Isra’ dan Mi’raj, antara pemilik yang sah dengan orang yang telah merampasnya?
Bagaimana mungkin ia bersorak-sorai memberikan aplus, padahal ia telah mendistorsi firman Allah dari makna yang sebenarnya, ketika ia menyitir firman Allah SWT:
)مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا(
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (TQS. Al-Maidah [5] : 32).
Ayat ini oleh Obama ditujukan kepada mereka yang disebut dengan ekstremis Muslim. Padahal ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan kepada Bani Israel. Namun, Obama melihat seorang Muslim yang membela agamanya, keluarganya, dan memerangi orang-orang yang menyerangnya, maka orang seperti ini menurut Obama telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, apa yang dilakukan oleh entitas Yahudi, yang membunuh warga Palestina, merampas tanahnya, mengusir dari rumah-rumahnya, merampas kehormatan, dan kesuciannya, dan kerusakan demi kerusakan yang dilakukannya, maka semua itu di mata Obama bukan pembunuhan bagi semua manusia. Begitu juga, pembantaian yang dilakukan Amerika terhadap kaum Muslim, di mata Obama juga bukan pembunuhan semua orang. Allah SWT berfirman:
)كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا(
“Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (TQS. Al-Kahfi [18] : 5).
Bagaimana mungkin ia bersorak-sorai memberikan aplus, padahal dengan jelas ia mengumumkan bahwa masalah di Palestina bukan pada pemukiman, tetapi pada usaha melanjutkan pemukiman, maka itulah yang tidak sah! Apakah orang-orang yang tidak termasuk orang-orangnya rezim akan ikut-ikutan bersorak-sorai memberikan aplus atas perkataan buruk dan keji ini?
Kemudian, bagaimana mungkin ia bersorak-sorai memberikan aplus kepadanya, padahal dengan jelas ia mengumumkan bahwa al-Quds (Yerusalem) yang dibebaskan oleh Umar dan para panglimanya melalui perjanjian Umariyah, yang menetapkan bahwa tidak seorang pun orang Yahudi yang boleh tinggal di dalamnya, lalu dibebaskan oleh Shalahuddin. Namun dengan seenaknya Obama mengumumkan bahwa tanah itu dikuasai bersama antara bangsa Yahudi, orang-orang Kristen, dan kaum Muslim? Padahal al-Quds (Yerusalem) sudah biasa disebut dengan bangsa Timur, sebaliknya tidak pernah ia disebut dengan bangsa Barat!!
Sungguh, sorak-sorai dan aplus itu terlihat jelas sekali dustanya. Rezim yang disiapkannya ternyata tidak mampu menyembunyikan, meskipun telah disiapkan panggung sandiwara untuk Obama agar wajahnya terlihat bagus, toleran dan adil. Namun, pada saat yang sama ia harus menutupi aib rezim Mesir yang selalu mengekor kepada Amerika dalam persoalan kecil maupun besar, hingga pandangannya yang netral untuk Palestina, antara entitas Yahudi yang merampas Palestina dengan warga Palestina, tetapi sikap netralnya melampaui batas hingga menjadikannya berpihak pada entitas Yahudi!
Sesungguhnya, Obama mendatangi anda dengan “pakaian ibadah”, agar ia dapat memanfaatkan anda, sementara anda tidak merasa dimanfaatkan. Dengan begitu, ia lebih berbahaya dari orang yang terang-terangan dan secara terbuka memusuhi anda. Namun, anda sepakat urusan anda diserahkan kepadanya. Padahal kenyataannya Amerika yang mencerminkan watak Bush tidak jauh darinya. Sungguh bagi Amerika berada di bumi anda terasa sangat sempit, meski para anteknya menjadi penguasa anda.
Sungguh Amerika berada dalam kepanikan dan ketakutan terhadap anda, padahal Amerika dilengkapi dengan senjata berat dan modern. Jika tidak demikian, tentu Amerika akan menyatakan secara terbuka permusuhannya terhadap anda. Adapun Obama, maka ia ingin anda bersorak-sorai dan memberikan aplus karena ia telah menduduki negeri dan membunuh rakyat. Dengan senyumannya yang manis ia berharap cinta dan kesetiaan dari anda!
Dia memberimu sesuatu yang manis dari ujung lisannya
Sementara ia menerkammu layaknya seekor srigala
Obama tidak memilih menyerang negeri-negeri kaum Muslim dengan tanpa pertimbangan. Ia memulai dari Istanbul, melewati wilayah Jazirah, dan berakhir di wilayah Kinanah (Mesir). Ia tidak memilih hal itu secara ngawur, namun dengan penuh kesadaran. Istanbul merupakan wilayah al-Fatih, ibu kota Khifaha yang pernah berdiri kokoh di hadapan dominasi Yahudi atas Palestina. Ia juga menyadari bahwa wilayah Jazirah adalah ibu kota Khilafah yang pertama, yang darinya Umar membebaskan al-Quds (Yerusalem). Dan ia juga menyadari bahwa wilayah Kinanah (Mesir) adalah pusat kekuasaan Shalahuddin, yang darinya beliau membebaskan al-Quds (Yerusalem) dari kaum salibis.
Ia menyadari semua itu, karenanya ia datang ke negeri-negeri tersebut membawa pesan untuk umat Islam bahwa era kemuliaan anda dulu sudah lenyap dan berakhir. Sementara negara dan kekuasaan sekarang ada di tangan Obama dan sekutunya, serta di bawah hegemoni Amerika.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment