Friday, January 4, 2013
12 Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam al-Ghazali
Ingatlah kapan terakhir kali Anda berada dalam kesulitan.Siapakah yang berada di samping Anda?Siapakah yang mengasihi Anda ketika Anda merasa tidak dicintai?Siapakah yang tetap bersama Anda, bahkan ketika Anda tak
bisa memberikan apa-apa?Itulah SAHABAT Anda.Bagaimanakah kita bisa mengukur persahabatan sejati itu?
Mari kita simak 12 Ciri Sahabat Sejati Menurut Imam al-Ghazali di bawah ini:Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu;Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan
membalas balik persahabatanmu itu;Jika engkau memerlukan pertolongn darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya;Jika engkau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan
menyambut dengan baik;Jika ia memproleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu;Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik dari dirimu, maka akan berupaya menutupinya;Jika engkau
meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh;Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi;Jika bencana
datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu;Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu;Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka
dengan senang hati ia akan membantu rencana itu;Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.Ingatlah kapan terakhir kali Anda berada dalam
kesulitan.
Siapakah yang berada di samping Anda?
Siapakah yang mengasihi Anda ketika Anda merasa tidak dicintai?
Siapakah yang tetap bersama Anda, bahkan ketika Anda tak bisa memberikan apa-apa?
Itulah SAHABAT Anda.
Apakah kita telah memiliki sahabat sejati seperti itu?
Bukankah lebih baik jika kita introspeksi diri dulu, apakah diri kita sudah layak disebut sebagai sahabat sejati?
Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita.
Dalam masa kesulitan, kita mengenal siapa sahabat kita.
Kenikmatan Dunia Mengurangi Kenikmatan Akhirat
Masih segar di telinga kita DPR menolak diperiksa KPK terkait dugaan korupsi. Padahal kalau tidak merasa korupsi kenapa meski takut untuk diperiksa? Korupsi dalam kehidupan dinegara kita memang sudah seperti virus yang telah beranak pinak dan mengakar disetiap relung kehidupan masyarakat. Hingga tanpa dirasa, masing-masing dari kita ‘mungkin’ merasakan dan melakukan korupsi, seperti sogok menyogok di jalan raya, pesakitan dengan jaksa dan hakim, pedagang mengurangi timbangan dll. Hingga masing-masing dari kita telah lupa definisi korupsi.
Bila diangan-angan, heran juga mengapa ketika global warming didengungkan negara kita menyewakan hutan lindung untuk lahan garapan. Dan bukan tidak mungkin orang yang menggarap adalah ‘pemain’ lama di dunia bisnis di Indonesia . Bagi seorang mukmin pasti bertanya, "Kalau makan minum bahkan kehidupan tersier sudah dapat dipenuhi mengapa tetap memperkaya diri dengan merusak lingkungan? Bukankah kekayaan tidak mungkin dibawa mati?" Budaya Tionghoa yang mempercayai kehidupan setelah mati mengirim orang yang mati dengan uang palsu, bukan uang sungguhan. Mengapa begitu tamak memburu harta?
Imam al Ghazali dalam Minhaj al abidin meriwayatkan sebuah hadits
أَنَّ شِدَّةَ سَكَرَاتِ المَوتِ عَلَى قَدْرِ لَذَّةِ الدُّنْيَا فَمَنْ أَكْثَرَ مِنْ هَذِهِ أَكْثَرَ لَهُ مْنْ تِلْكَ
Sesungguhnya beratnya sakaratul maut digantungkan pada kadar nikmat dunia, barangsiapa banyak merasakan nikmat dunia maka semakin beratlah sakaratul maut yang dirasakannya.
Terhadap hadits di atas Allah juga telah memperingatkan dalam surat al Ahqaf ayat 20
...أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِى حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاستَمْتَعْتُمْ بَهِا فاليَومَ تُجْزَونَ عَذَابَ الهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِى الأَرْضِ بِغَيْرِ الحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
"Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik".
Bila berkaca pada dalil di atas, seorang mukmin yang sejati selalu menumbuhkan rasa qanaah sifat menerima apa yang Allah telah berikan karena berdasar tafsir Imam al Ghazali atas ayat tersebut, setiap kenikmatan dunia yang kita rasakan akan mengurangi kenikmatan akhirat nantinya kecuali kenikmatan dunia yang diberikan kepada Nabi Besar Muhammad saw. Kalau kita mengetahui bahwa kehidupan akhirat kekal abadi tanpa ada kematian sementara dunia memiliki ujung pangkal kematian, tentu kita tidak akan mengorbankan kehidupan akhirat demi mendapat dunia.
Meski mendapat uang, mengapa lagi kita harus bertempur mati-matian untuk membela jago pilkada kita. Toh kalau memang pemimpin kita jujur care dengan masyarakat dan kehidupan rakyatnya tidak mungkin membiarkan rakyatnya saling bermusuhan demi jabatannya. Seperti reformasi yang kita dengungkan pada 1998 hingga mengorbankan banyak nyawa ternyata kita hanya memberi kesempatan ular berganti baju saja. Untuk itu semangat berburu kenikmatan ukhrawi harus ditumbuhkan disetiap insan masyarakat indonesia agar tidak lagi mau berbuat apa saja untuk sekedar uang receh sebagai balasannya.
Dalam penjelasannya yang lain Imam al Ghazali menyatakan:
Setiap kehalalan dunia akan dihisab (diperhitungkan amalnya oleh Allah) setiap haramnya dunia akan berakibat adzab Allah dan setiap keindahannya akan berakibat kerusakan.
Maka tak heran bila Rasulullah berharap miskin, digolongkan orang miskin dan bermohon kematian disaat miskin, karena disaat orang kaya masih dihitung hartanya bagaimana dia mendapatkan dan mendistribusikannya, orang miskin berlenggang masuk surga karena tidak ada yang dihitung karena memang tidak memiliki apa-apa.
Karena itu pula Rasulullah berpesan:
مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلاَلاً مُبَاهِيًا مُكَاثِرًا مُفَاخِرًا مُرَائِيًا لَقِى اللهَ تَعَالَى وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانٌ
Barangsiapa mencari dunia (harta) yang halal untuk berlomba mengunggulkan diri, menumpuk harta, menyombongkan diri dan pamer maka dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan Murka.
Sudah sering kita dengar pesan الدنيا مزرعة الأخرة dunia adalah ladang bagi akhirat, dunia adalah media untuk mendekat kepada Allah bukan untuk menjauhi atau menjadikannya tujuan utama. Kalau begitu mengapa harus korupsi? Bukankah yang halal saja perhitungan amalnya berat apalagi yang haram. Terus untuk apa mengorbankan akhirat demi dunia? Kiamat sudah dekat!
IMAM AL GHAZALI
Imam Ghazali = " Apakah yang paling
dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah
bahawa setiap yang bernyawa pasti akan
mati ( Surah Ali-Imran ;185).
Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh
dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling benar adalah
MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kenderaan kita, tetap kita tidak akan
dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini,
hari esok dan hari-hari yang akan
datang dengan perbuatan yang sesuai
dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali = " Apa yang paling besar
didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu
benar, tapi yang besar sekali adalah
HAWA NAFSU (Surah Al A’raf; 179). Maka
kita harus hati-hati dengan nafsu
kita, jangan sampai nafsu kita membawa
ke neraka."
IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat
didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi
yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab ; 72 ). Tumbuh-
tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah."
Imam Ghazali = " Apa yang paling
ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu
itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN
SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau
urusan dunia, kita tinggalkan solat "
Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam
sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab
= " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang
paling tajam sekali didunia ini adalah
LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah,
manusia dengan mudahnya menyakiti hati
dan melukai perasaan saudaranya
sendiri "
Subscribe to:
Posts (Atom)