Arti dari Yerusalem dan Tanah Suci tidak memerlukan
ketegasan. Tetapi, apakah tidak nampak aneh bahwa masalah
Palestina yang begitu menyibukkan para ahli politik, jarang
dipercakapkan dalam suatu hubungan yang benar-benar bersifat
kenasranian. Lebih mengherankan lagi adanya kenyataan bahwa
banyak pemimpin agama, yang sebetulnya dapat diharapkan
menandaskan kemasygulan Nasrani tentang kejadian, dan apa
yang akan terjadi, di Tanah Suci. Seakan-akan batinnya tak
menghiraukan suatu percakapan yang hanya dimonopoli oleh
wartawan sayap kiri, strategist militer dan para politisi
yang ambisius; sedikit dari pada mereka yang kelihatannya
beragama, dan lebih banyak yang mempunyai maksud-maksud lain
tertentu.
Banyak dari pada pemimpin-pemimpin gereja akan muncul dengan
alasan bahwa orang-orang Kristen, dan terutama para khatib,
harus jauh dan bersih dari politik. (Mereka lebih suka bahwa
si Anti-Krist/Dajjal yang memainkan peranan). Tetapi mereka
ini lupa bahwa adanya dosa adalah karena kelalaian di
samping ada pula karena perbuatan. Kami dengan rendah hati
berpendapat bahwa itu adalah salah bagi kita untuk menerima
suatu fait accompli politik yang kita ketahui dalam hati
kecil kita bahwa itu adalah tidak benar.
Gereja, terutama, harus berdiri demi kebenaran dan
memperingatkan akan kewajiban-kewajiban kita sebagai
orang-orang Nasara. Sebab kalau keadilan terletak di luar
Gereja, kita harus mengakui bahwa kemampuannya untuk memberi
pimpinan sesungguhnya terbatas.
Masalah Palestina meminta pemecahan politis. Ini karena kita
akui terutama bahwa itu adalah suatu masalah
perikemanusiaan. Jadi, membiarkan orang-orang Israeli
melaksanakan pemerintahan politiknya di Palestina sebagai
suatu fait accompli, merupakan suatu sikap yang menerima
suatu pandangan berpihak, dengan tidak membeberkan
kebodohannya tentang nubuat-nubuat dari Alkitab. Tidak dapat
disangkal bahwa rakyat Arab baik yang Nasara maupun yang
Islam, telah dirampok, diusir atau ditaklukkan kepada
Pemerintahan asing.
Ini tentu memberikan kepada masalah suatu dimensi agama, dan
ini menyadarkan setiap orang dari kita akan suatu beban
tanggung jawab moral yang kita tak dapat hindarkan diri;
kecuali jika kita dapat berkata bahwa kita mau menerima
untuk diri kita sendiri aneka kesulitan dan kezaliman yang
ditimpakan atas orang-orang Palestina, maka kita terpaksa
membenarkan apa yang telah diperbuat atas mereka, atau
mengakui bahwa kita terlalu lemah (atau pengecut) untuk
berbuat sesuatu guna menentangnya.
Jika demikian, maka ada suatu masalah moral yang memaksa
kita prihatin. Gereja (dengan kata ini saya maksudkan semua
cabang-cabang dan Agama Nasrani) berkewajiban memberikan
suatu bimbingan kepada mereka dan pada kita yang menghormati
kekuasaannya. Kita mempunyai kewajiban untuk menerima
bimbingan itu dan berbuat apa yang kita mampu untuk
mengamalkannya. Jika tidak, maka kita telah
mendemonstrasikan kepada dunia bahwa kita telah
mengenyampingkan tanggung jawab yang termasuk dalam
penerimaan iman Nasrani.
Seharusnya ada lebih banyak tekanan atas pemerintahan kita
dan lebih banyak tekanan dalam surat kabar atas keperluan
bertindak. Tetapi apa yang kita dengar? Suatu suara yang
terus menerus didengungkan bukan untuk melenyapkan kekejaman
itu, tetapi untuk melanjutkannya. Suara-suara tenar yang
meminta senjata-senjata yang lebih modern; bukan untuk
mereka yang menderita dari kekejamaan, tetapi untuk mereka
yang memetik keuntungan dari dilanjutkannya pendudukan atas
tanah-tanah yang dirampok dan orang-orang pnbumi Palestina.
Apapun haluan mereka yang sudah atau yang sekarang ini
terhadap orang-orang Yahudi, yang telah merusak sejarah dari
Timur-Tengah untuk membenarkan permusuhan terbuka terhadap
bangsa-bangsa Arab, membuktikan kepada dunia bahwa mereka
adalah "racists." Propaganda "Ummat Terpilih" (yang
ditujukan kepada orang-orang Yahudi) telah membuat banyak
untuk merobah politik-politik Barat terhadap Timur Tengah
sejak 30 tahun yang lalu. Ini telah mengakibatkan aniaya
terhadap orang-orang Palestina dan kekacauan teologis dalam
beberapa organisasi gerejani seperti "Assemblies of God,"
"Baptist" dan lain-lain Fundamentalists.
Orang-orang Kristen setuju menghormati wewenang Perjanjian
Lama, tetapi mereka berjauhan dalam penafsirannya. Semua
mufakat tentang adanya perjanjian antara Tuhan dan Israel
purba; suatu perjanjian yang membebankan kewajiban-kewajiban
dan juga memberi hak-hak. Ketika kewajiban-kewajiban ini
diabaikan, orang-orang Yahudi dapat siksaan dan dibuang ke
Babilonia. Hal ini sudah dinubuatkan pula oleh para Nabi,
dan terus oleh Yeremiah yang melipurkan umat dengan
kata-kata bahwa walaupun aneka dosa mereka telah membatalkan
perjanjian Lama dan harus menerima hukumannya, Tuhan dalam
kebijaksanaanNya akan mengutus seorang Juru Hukum Baru yang
akan menguatkan Perjanjian Baru (Yer. 31:31). Tidak akan ada
anggota "Yahudi," juga tidak "Yunani," terbuka bagi siapa
saja yang menerima Yesus Kristus. Demikianlah, negara
Palestina bukanlah pengharapan Kristen. Kewarganegaraan kita
ada di dalam Yerusalem Baru. (Lbr 11:10, 16, 12: 22-24; 13:
14; Wahyu 21:2 10; 22-19).8
YEREMIA 31:31 Sesungguhnya, akan datang waktunya,
demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan ... dan seterusnya.
IBRANI 11:10, 16 - Sebab ia menanti-nantikan kota yang
mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik,
yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu
disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah
kota bagi mereka.
IBRANI 12:22-24 - Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke
kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada
beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan meriah, dan kepada
jemaah anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga,
dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada
roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan
kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan kepada darah
pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada Habel.
IBRANI 13:14 - Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat
tinggal yang tetap; kita mencari kota .... dan seterusnya.
WAHYU 21: 2, 10 - Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias
bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang
kudus itu, Yerusalem, dan seterusnya.
WAHYU 22:19 - Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan
mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota
kudus, seperti yang tertulis di dalam ... dan seterusnya.
Sumber.
No comments:
Post a Comment