Wednesday, May 8, 2013

BANGSA DAN BAHASA ARAB

Tak perduli ras  dan  bahasa,  menurut  para  sarjana  dalam
segala  bidang, penghuni jazirah Arab dinamakan bangsa Arab;
baik yang nomadic maupun  yang  sedentary.  Para  historicus
mencatat,  sebagai  hasil  riset  mereka,  bahwa penghuni di
jazirah  Arab  ini  dari  zaman  ke   zaman   disusul   oleh
gelombang-gelombang anak suku, yang akhirnya melahirkan tiga
kelompok besar bangsa Arab, yaitu:
 
(1) "ARAB ARIBA" atau "BADIA" (Les Arabes Primaires) seperti
Kaum  Ad,  Tsamud,  Amalik,  Tasm,  Bani  Yadis,  Kusyit dan
lain-lain.
 
(2) "ARAB MUTARRIBA" (Les Arabes Secondaires)  seperti  Bani
Kahtan,  atau  Yoktan bin Heber (catatan: Heber berasal dari
kata "Abra" atau "Ibra" yang berarti "orang seberang"), Bani
Himyar dan lain-lain.
 
(3) "ARAB   MUSTA'RIBA"   (Les  Arabes  Tertiaires)  seperti
misalnya Keturunan dari Nabi Ismail bin Ibrahim a.s., antara
mana  adalah  suku-suku  bangsa Koreisy pada kira-kira tahun
400 M.
 
Sebagaimana  lazimnya  di  mana-mana,  maka   yang   kuatlah
memerintah   atas   yang   lemah.  Demikianlah  Bani  Kahtan
menaklukkan kaum Ad. Kemudian Raja  Khozar  el-Ahmar,  dalam
Kitab Perjanjian Lama KEDOR LAOMER, dari Elam menguasai kaum
Thamud yang berdiam di gua-gua. Raja Malik  el-Sadik,  dalam
Perjanjian  Lama MELKHIZEDEK dari kaum Salem dan Jurhum dari
kaum Kahtan, kemudian  lambat-laun  dihirup  oleh  keturunan
dari Nabi Ismail a.s. Keturunan dari Nabi Ismail a.s. inilah
yang kemudian nyaris dibasmi oleh Bukhtanasr (NEBUKADNEZAR),
Raja dari Babylonia.
 
Demikianlah  suatu  sketsa  singkat  terjadinya bangsa Arab,
baik ethnic maupun linguistic.
 
LINGUA FRANCA DI BENUA ARAB
------------------------------------------------------------
 
Bahasa pergaulan dan bahasa pengantar di seluruh benua Arab,
yang   merupakan   lingua   franca,  adalah  bahasa  Aramiya
(ARAMAIC) yang hidup  dan  berkembang  dalam  aneka  dialek.
Dikenal  antara lain dialek Kildani, dielek Kanaanit, dialek
Funisia (PHOENICIAN), dialek Moabit,  dialek  Siryani  (atau
Assyrian/Syrian),  Syriac,  Edomit dan lain-lain. Karenanya,
maka lambat laun cara menulisnya  pun  berkembang  lain-lain
(gradual modification of the script).
 
ABRAM,  yang  tergolong  Arab Mutaarriba, bermula tinggal di
kampung UR, wilayah Kildani, kini Iraq Selatan. Karenanya ia
berbahasa  Aramiya  dengan dialek Kildani. Pada lebih kurang
tahun 1.750 S.M. ia pergi hijrah (atas  perintah  Allah)  ke
Kanaan,  kini  Palestina/Israel.  Di  sini ia bertemu dengan
kaum yang  juga  tergolong  dalam  rumpun  Arab  Mutaarriba,
tetapi berbahasa Aramiya dengan dialek Kanaanit. Orang-orang
Kanaan ini menamakan Abram dan pengikut-pengikutnya  ABRAHAM
atau   IBRAHIM,  yang  berarti  "orang  seberang."  Hal  ini
disebabkan  tidak  lain  dan  tidak  bukan   karena   beliau
"menyeberangi"  sungai  El-Furat  (EUPHRAT).  Dari tesis ini
kiranya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwasanya tidak  ada
bahasa  "orang  seberang,"  atau  lebih tegas lagi tidak ada
bahasa  Ibrani  (Hebrew);  karena  perkataan  "Ibrani"   ini
artinya   "orang   seberang"  dalam  bahasa  Aramiya  dialek
Kanaanit. Bahwa kemudian orang-orang  seberang  ini  (dialek
Kildani)   dalam  proses  perkembangan  sejarah  lambat-laun
menyesuaikan  diri  dengan  lingkungannya   yang   berdialek
Kanaanit, adalah suatu kewajaran.
 
GELAR MENANG ATAS NAMA ASELI
------------------------------------------------------------
 
Adalah suatu kenyataan bahwa nama gelaran yang dijuluki oleh
orang-orang Arab senantiasa menang atas nama aselinya.
 
Demikianlah  diketahui  bahwa  keturunan  Nabi  Ya'kub  a.s.
dinamakan  Bani  Israel,  dan  bukannya  Bani  Ya'kub. Lebih
terkenal nama Bani Koreisy dari pada nama aseli  Fihr  untuk
keturunannya.    Selanjutnya   nama-nama   gelar   Zulkifli,
Zulkarnain, Ashabil Fil, Ahl el-Kitab  lebih  terkenal  dari
pada  nama aseli mereka. Adalah menarik untuk ditambahkan di
sini  bahwa  nama-nama   individuil   seringkali   berbentuk
theophorous.
 
Adapun Israel, gelaran yang diberikan untuk Nabi Ya'kub a.s.
berasal-usul  dari  suatu  pertengkaran  sengit  antara  dia
dengan  saudara  kembarnya  Isu  (ESAU). Untuk menyelamatkan
dirinya Ya'kub ber-"isra," yakni berjalan pada malam hari ke
negeri  pamannya,  Laban, di kampung Ur, di distrik Kildani,
Iraq. Karena  berisra  inilah  keturunan  Nabi  Ya'kub  a.s.
kemudian  dinamakan  Bani  Israel,  gelaran  mana dikukuhkan
kembali dalam TORAH oleh Nabi Musa a.s.

Sumber.

ALKITAB (BIBLE) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan   Prof. H.S. Tharick Chehab   Penerbit MUTIARA Jakarta Jln. Salemba Tengah 38, Jakarta INDONESIA

No comments:

Post a Comment