Wednesday, May 8, 2013

"SIKAP NASARA TERHADAP PALESTINA?"

 
 
Arti   dari   Yerusalem  dan  Tanah  Suci  tidak  memerlukan
ketegasan. Tetapi, apakah tidak nampak  aneh  bahwa  masalah
Palestina  yang begitu menyibukkan para ahli politik, jarang
dipercakapkan dalam suatu hubungan yang benar-benar bersifat
kenasranian.  Lebih mengherankan lagi adanya kenyataan bahwa
banyak pemimpin  agama,  yang  sebetulnya  dapat  diharapkan
menandaskan  kemasygulan  Nasrani  tentang kejadian, dan apa
yang akan terjadi, di Tanah Suci. Seakan-akan  batinnya  tak
menghiraukan  suatu  percakapan  yang  hanya dimonopoli oleh
wartawan sayap kiri, strategist militer  dan  para  politisi
yang  ambisius;  sedikit  dari pada mereka yang kelihatannya
beragama, dan lebih banyak yang mempunyai maksud-maksud lain
tertentu.
 
Banyak dari pada pemimpin-pemimpin gereja akan muncul dengan
alasan bahwa orang-orang Kristen, dan terutama para  khatib,
harus jauh dan bersih dari politik. (Mereka lebih suka bahwa
si Anti-Krist/Dajjal yang memainkan peranan). Tetapi  mereka
ini  lupa  bahwa  adanya  dosa  adalah  karena  kelalaian di
samping ada pula karena perbuatan. Kami dengan  rendah  hati
berpendapat  bahwa itu adalah salah bagi kita untuk menerima
suatu fait accompli politik yang  kita  ketahui  dalam  hati
kecil kita bahwa itu adalah tidak benar.
 
Gereja,   terutama,   harus   berdiri   demi  kebenaran  dan
memperingatkan   akan   kewajiban-kewajiban   kita   sebagai
orang-orang  Nasara.  Sebab  kalau keadilan terletak di luar
Gereja, kita harus mengakui bahwa kemampuannya untuk memberi
pimpinan sesungguhnya terbatas.
 
Masalah Palestina meminta pemecahan politis. Ini karena kita
akui   terutama   bahwa    itu    adalah    suatu    masalah
perikemanusiaan.   Jadi,   membiarkan   orang-orang  Israeli
melaksanakan pemerintahan politiknya  di  Palestina  sebagai
suatu  fait  accompli,  merupakan  suatu sikap yang menerima
suatu   pandangan   berpihak,   dengan   tidak   membeberkan
kebodohannya tentang nubuat-nubuat dari Alkitab. Tidak dapat
disangkal bahwa rakyat Arab baik  yang  Nasara  maupun  yang
Islam,   telah  dirampok,  diusir  atau  ditaklukkan  kepada
Pemerintahan asing.
 
Ini tentu memberikan kepada masalah suatu dimensi agama, dan
ini  menyadarkan  setiap  orang  dari  kita akan suatu beban
tanggung jawab moral yang kita  tak  dapat  hindarkan  diri;
kecuali  jika  kita  dapat  berkata  bahwa kita mau menerima
untuk diri kita sendiri aneka kesulitan dan  kezaliman  yang
ditimpakan  atas  orang-orang  Palestina, maka kita terpaksa
membenarkan apa  yang  telah  diperbuat  atas  mereka,  atau
mengakui  bahwa  kita  terlalu  lemah  (atau pengecut) untuk
berbuat sesuatu guna menentangnya.
 
Jika demikian, maka ada suatu  masalah  moral  yang  memaksa
kita  prihatin. Gereja (dengan kata ini saya maksudkan semua
cabang-cabang dan  Agama  Nasrani)  berkewajiban  memberikan
suatu bimbingan kepada mereka dan pada kita yang menghormati
kekuasaannya.  Kita  mempunyai  kewajiban   untuk   menerima
bimbingan   itu  dan  berbuat  apa  yang  kita  mampu  untuk
mengamalkannya.    Jika    tidak,    maka     kita     telah
mendemonstrasikan    kepada    dunia    bahwa   kita   telah
mengenyampingkan  tanggung   jawab   yang   termasuk   dalam
penerimaan iman Nasrani.
 
Seharusnya  ada  lebih banyak tekanan atas pemerintahan kita
dan lebih banyak tekanan dalam surat  kabar  atas  keperluan
bertindak.  Tetapi  apa  yang  kita dengar? Suatu suara yang
terus menerus didengungkan bukan untuk melenyapkan kekejaman
itu,  tetapi  untuk  melanjutkannya.  Suara-suara tenar yang
meminta  senjata-senjata  yang  lebih  modern;  bukan  untuk
mereka  yang  menderita dari kekejamaan, tetapi untuk mereka
yang memetik keuntungan dari dilanjutkannya pendudukan  atas
tanah-tanah yang dirampok dan orang-orang pnbumi Palestina.
 
Apapun  haluan  mereka  yang  sudah  atau  yang sekarang ini
terhadap orang-orang Yahudi, yang telah merusak sejarah dari
Timur-Tengah  untuk  membenarkan permusuhan terbuka terhadap
bangsa-bangsa Arab, membuktikan kepada  dunia  bahwa  mereka
adalah   "racists."   Propaganda   "Ummat   Terpilih"  (yang
ditujukan kepada orang-orang Yahudi)  telah  membuat  banyak
untuk  merobah  politik-politik  Barat terhadap Timur Tengah
sejak 30 tahun yang lalu.  Ini  telah  mengakibatkan  aniaya
terhadap  orang-orang Palestina dan kekacauan teologis dalam
beberapa organisasi gerejani seperti  "Assemblies  of  God,"
"Baptist" dan lain-lain Fundamentalists.
 
Orang-orang  Kristen  setuju menghormati wewenang Perjanjian
Lama, tetapi mereka  berjauhan  dalam  penafsirannya.  Semua
mufakat  tentang  adanya  perjanjian antara Tuhan dan Israel
purba; suatu perjanjian yang membebankan kewajiban-kewajiban
dan  juga  memberi  hak-hak.  Ketika kewajiban-kewajiban ini
diabaikan, orang-orang Yahudi dapat siksaan dan  dibuang  ke
Babilonia.  Hal  ini  sudah dinubuatkan pula oleh para Nabi,
dan  terus  oleh  Yeremiah  yang  melipurkan   umat   dengan
kata-kata bahwa walaupun aneka dosa mereka telah membatalkan
perjanjian Lama dan harus menerima hukumannya,  Tuhan  dalam
kebijaksanaanNya  akan mengutus seorang Juru Hukum Baru yang
akan menguatkan Perjanjian Baru (Yer. 31:31). Tidak akan ada
anggota  "Yahudi,"  juga  tidak "Yunani," terbuka bagi siapa
saja  yang  menerima  Yesus  Kristus.  Demikianlah,   negara
Palestina bukanlah pengharapan Kristen. Kewarganegaraan kita
ada di dalam Yerusalem Baru. (Lbr 11:10, 16, 12: 22-24;  13:
14; Wahyu 21:2 10; 22-19).8
 
YEREMIA 31:31       Sesungguhnya,   akan   datang  waktunya,
demikianlah firman Tuhan,  Aku  akan  mengadakan  perjanjian
baru dengan ... dan seterusnya.
 
IBRANI  11:10,  16  -  Sebab  ia  menanti-nantikan kota yang
mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh  Allah.
Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik,
yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab  itu  Allah  tidak  malu
disebut  Allah  mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah
kota bagi mereka.
 
IBRANI 12:22-24 - Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke
kota   Allah   yang  hidup,  Yerusalem  sorgawi  dan  kepada
beribu-ribu malaikat,  suatu  kumpulan  meriah,  dan  kepada
jemaah  anak-anak  sulung,  yang namanya terdaftar di sorga,
dan kepada Allah, yang menghakimi semua  orang,  dan  kepada
roh-roh  orang-orang  benar yang telah menjadi sempurna, dan
kepada Yesus, Pengantara Perjanjian Baru, dan  kepada  darah
pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada Habel.
 
IBRANI  13:14  -  Sebab  di sini kita tidak mempunyai tempat
tinggal yang tetap; kita mencari kota .... dan seterusnya.
 
WAHYU 21: 2, 10 - Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem
yang  baru,  turun  dari  sorga,  dari  Allah,  yang berhias
bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk  suaminya.
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan  ia  menunjukkan  kepadaku  kota  yang
kudus itu, Yerusalem, dan seterusnya.
 
WAHYU  22:19 - Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari
perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka  Allah  akan
mengambil  bagiannya  dari  pohon  kehidupan  dan  dari kota
kudus, seperti yang tertulis di dalam ... dan seterusnya.
Sumber. 

No comments:

Post a Comment