Wednesday, May 8, 2013

SEPULUH FIRMAN DAN TAURAT SADURAN POST MUSA

Menurut  para  scholar  lagi theolog, saduran Sepuluh Firman
atau Decalogue yang tersurat dalam Kitab Ulangan  5:6  -  22
dari Bijbel Wasiat yang Lama (Kitab sucinya Ummat Yahudi dan
Kristen) ditemukan dalam Kitab Ulangan, yang pada  masa  itu
belum setebal yang dikenal orang sekarang, di Mesjid Al-Aqsa
(Bait Al-Maqdis) oleh Imam Besar  Hilkia  dan  dimaklumatkan
oleh Yosia, raja Yuda pada tahun 621 S.M. (Lihat II Rajaraja
22:8), yakni lebih dari 600 tahun  sesudah  Nabi  Musa  a.s.
Memang  miharab  mesjid  senantiasa,  hingga kini, merupakan
perpustakaan Kitab-kitab Suci.
 
Menurut pendapat para sarjana, saduran Sepuluh  Firman  yang
termuat dalam Kitab Keluaran 20:1 - 17, nyatalah "suatu yang
diselipkan," yang ditulisnya sesudah tahun  500  S.M.  Bunyi
Kitab  Keluaran  32:19  "...  maka, bernyalalah amarah Musa,
lalu dicampakkannya kedua loh  batu  dari  dalam  tangannya,
dipecahkannya pada kaki bukit itu."
 
Kemudian,  menurut  Kitab  Keluaran 34, dipahat dua loh lagi
yang memuat Decalogue lain (ayat-ayat  13  -  28)  dan  yang
dinamakan wet dari Perjanjian.
 
Pada  tahun  444  S.M.  dimaklumatkanlah  dan diterima Torat
(wet) yang disusun pada masa Pembuangan di  Babil  (Babylon)
dan    yang    dikatakannya   dari   Musa,   termasuk   pada
saduran-saduran dari Sepuluh Firman.
 
Adalagi satu saduran dari Sepuluh  Firman  atas  suatu  yang
dikenal  sebagai  Nash Papyrus dan bertarikh kira-kira tahun
100 S.M. Perbedaan-perbedaannya tidak seberapa besar.
 
Timbullah pertanyaan Sepuluh  Firman  yang  mana  sebetulnya
ditulis Musa? Autographa dari Sepuluh Firman dan kitab-kitab
tersebut di atas, yakni naskah yang  ditulis  semula,  tidak
ada. Hanya terdapat codices, ialah salinan dari salinan dari
salinan kuna. Hal ini tidak mengherankan, karena pada  tahun
586  S.M.  Mesjid  Al-Aqsa  dibakar  habis oleh Bukhtanasser
(Nebukadnezar) dan pada tahun 70 M. oleh  Titus.  Awam  yang
buta huruf tidak memiliki senaskah pun.
 
Banyak  persamaan terdapat antara undang-undang yang disusun
pada masa Pembuangan di Babylon (568 S.M. - 538 S. M. )  dan
yang  dikatakannya berasal dari Musa, dengan Code yang lebih
tua yakni dari Hammurabi, raja Babylon yang hidup  kira-kira
tahun  1.800  S.M.  Hammurabi  adalah  orang  Arab-Mutarriba
(Arabes  Secondaires).  Code  ini  ditemukan  di   Susa   (=
Persepolis,  kini  Takht-i-Jamshid)  oleh  J. de Morgan pada
tahun 1901/1902
 
Dari  banyaknya  pertentangan,  perbedaan  dan   fakta-fakta
tersebut  para  sarjana, baik Yahudi maupun Kristen, seperti
di abad XII rabbani (rabbi) Ibn Ezra, di  abad  XVII  Baruch
Spinoza,   kemudian  Goethe,  Graf,  Julius  Wellhausen  dan
sebagainya, telah menolak mitos bahwa  Bijbel,  dalam  kasus
Sepuluh  Firman,  adalah  kalam  Allah,  di samping mengakui
bahwa Code Moral itu adalah amat  hebat  yang  disusun  oleh
orang-orang   yang   bermaksud   baik.  Apa  yang  merupakan
teka-teki  bagi  para  scholar,  merupakan  tantangan   bagi
theolog   kaum   fundamentalism  yang  berdasar  atas  "Sola
Scriptura  (Hanya  Bijbel)."  Mereka   senantiasa   berusaha
membela    keganjilan-keganjilan    dengan   tafsiran   yang
berbelit-belit.
 
Susunan Sepuluh Firman tidak sama  di  antara  Gereja-gereja
Griek,  Roma  Katolik,  Reformed,  Luther  dan Yahudi. Dalam
Septuaginta, terjemahan Torat pada kira-kira tahun 200  S.M.
di  Mesir  dalam  bahasa  Griek  dari bahasa Ibrani, susunan
Decalogue itu diubahnya.5
 
Adapun Islam, sejauh sesuatu tidak  bertentangan  dengannya,
kaum  Muslimin  tidak  menolak  dan tidak menerima ayat-ayat
Bijbel bersikap bebas actief. Al-Qur'an 7:145 dan 154  tiada
menyebutkan  bahwa  loh-loh  itu  dipecah Musa karena sangat
marahnya.
 
Perhatikanlah ayat-ayat Bijbel tersebut di  bawah  ini  dari
Al-Kitab   penerbitan  Lembaga  Alkitab  Indonesia,  Jakarta
(1960), dan ayat-ayat Al Qur'an dari Tafsir Qur'an  keluaran
Penerbit Wijaya Jakarta (MCMLIX).
 
KITAB ULANGAN 5:6-22, khususnya ayat 22:
 
"Maka  segala  firman  ini  dikatakan  Tuhan  kepada segenap
sidang kamu dari atas gunung,  dari  tengah-tengah  api  dan
awan  dan  gelap-gulita serta dengan bunyi suara yang hebat,
maka tiada dipertambahi  dengan  barang  sesuatu,  melainkan
disuratkannya   firman   itu   pada   dua   loh  batu,  lalu
diberikannya kepadaku."
 
KITAB RAJA-RAJA  II  22:8,  KITAB  KELUARAN  20:1-17,  KITAB
KELUARAN 34:13 - 28, khususnya ayat 28:
 
"Maka  Musa  adalah  di  sana serta dengan Tuhan empat puluh
hari empat puluh malam lamanya,  tiada  ia  makan  roti  dan
tiada   ia  minum  air,  maka  disuratkannya  segala  firman
perjanjian, sepuluh firman itu, di atas loh batu."
 
AL-QUR'AN 7:145 dan 154: 145 - Dan  Kami  tuliskan  untuknya
pada beberapa loh batu, pengajaran dalam segala sesuatu, dan
penjelasan  bagi  segalanya;  sebab  itu   ambillah   dengan
sungguh-sungguh  dan  suruhlah  kaum  engkau  mengambil yang
sebaik-baiknya; nanti akan  Aku  perlihatkan  kepada  tempat
diam  kaum  yang  jahat.  154  -  Setelah marah Musa tenang,
diambilnya loh-loh itu, dan tulisannya (naskah)  itu  berisi
pimpinan  dan  rahmat  untuk  orang-orang  yang takut kepada
Tuhannya.Sumber.

No comments:

Post a Comment