Wednesday, May 8, 2013

PAULUS

Di antara ummat Yahudi Diaspora ada seorang perantau Yahudi Hellenist di bandar Griek, Tarsus, ibukota negara Kilikia yang epilepticus, yakni berpenyakit ayan. Namanya Syaul, lebih dikenal dengan nama Grieknya Paulos (latinnya Paulus). Dalam bahasa Griek tidak ada huruf syin (sy), dan kalimat "saulos" dalam bahasa Griek artinya banci, dan oleh karena itu dijadikan namanya Paulos. Dukunnya dan teman jalan pada tahun-tahun akhir dari masa tablighnya bernama Lukas, seorang Griek god-fearer, yakni mualaf.   Paulus tentang diri dan didikannya: Rum XI: I - Karena aku ini seorang Israil juga, benih Ibrahim, suku bangsa Benyamin. 2 Korintus XI: 22 - Orang Ibranikah mereka itu? Demikianlah juga aku. Orang Israilkah mereka itu? Demikianlah juga aku. Keturunan Ibrahimkah mereka itu? Demikianlah juga aku. Galatia I: 14 - dan majulah aku di dalam agama Yahudi lebih dari pada kebanyakan orang yang sebaya dengan aku, sebab teramat sangat usaha atas segala adat-istiadat nenek moyangku. Pilipi III: 5 - Yang diselamatkan pada delapan hari umurku, berasal bangsa Israil, dari pada suku bangsa Benyamin, seorang Iberani keturunan orang Ibrani; tentang hal syari'at Torat, aku seorang Parisi. Rum VII: 9 - Dahulu aku ini hidup dengan tiada bertorat (yakni masih belum baligh), tetapi tatkala penyuruhan itu tiba (pada umur 12 tahun), maka dosa itu hidup pula   Mustahil Paulus tidak dipengaruhi oleh gymnasium Yunani dan komedinya. Bagi seorang Yahudi yang saleh, turut serta dalam permainan (games) adalah haram, tetapi mustahil baginya untuk tidak melihatnya. Dari surat-surat Paulus dapat ditarik kesimpulan bahwa ia adalah seorang penonton yang gemar, asyik. Siapa yang tinggal di Tarsus dan berbahasa Yunani menghirup jiwa Hellenist, tidak peduli agama atau bangsa apa. Seorang Yahudi bisa saleh, tetapi tak bisa hidup di Tarsus sebagaimana di Yerusalem. Suatu drama kebaktian yang terkenal adalah dari dewa Attis dan dewi ibu Cybele: Pada suatu hari di bulan Maret yang dikenal sebagai hari Darah (bersamaan dengan Jum'at Suci, Goede Vrijdag ummat Kristen), patung dewa Attis diikat pada suatu pohon sedang mengeluarkan "darah" sampai mati. Darah yang sesungguhnya, itu diberi oleh para pendetanya yang menusuk-nusuk sambil menari-nari kegila-gilaan. Adakalanya beberapa dari mereka yang dirasuki itu, mengkebirikan dirinya, hal mana diketahui oleh Paulus seperti ternyata dari Galatia V: 12 - Biarlah segala orang yang mengguncangkan hatimu itu kudung. Dalam Kitab Nabi Yehezkiel VIII: 14 kita baca bahwa beberapa perempuan Yahudi menangisi dewa pembebas Tamus yang terbunuh, hal mana adalah suatu bukti betapa luasnya pengaruh dari agama misteri kafir itu hingga diamalkan orang di Yudea jua. Seorang anggauta dari cultus misteri tidak terbatas pada suatu faham agama. Ia mungkin seorang Gnostic dalam theology, mungkin juga seorang falaki. Seorang yang menganut suatu filsafat Yunani tidak mustahil turut dengan cultus misteri lain. Segala faham yang disatukan ini dinamakan syncretisme.   Para sarjana meragukan kebenaran Rasul-rasul XXII:3, dalam ayat ini Paulus mengakui berguru kepada Rabbi Gamaliel di Yerusalem sedang ia besar dan dididik di Tarsus. Tak dapat disangsikan bahwa ia bukan seorang Palestina, melainkan seorang Yahudi Griek. Kalau benar ia dididik di Yudea, niscaya pengetahuannya tentang bahasa Griek kurus sekali. Paulus menggunakan Septuaginta, itulah Torat yang diterjemahkan dan diperluas dalam bahasa Griek pada kira-kira tahun 200 S.M., terjemahan mana ditolak oleh ulama Yerusalem. Dalam surat-suratnya, Paulus suka mengutip ayat-ayat dari Septuaginta, misalnya Rum IX:17; XI:4; XII:19; 1 Korintus III:19. Ada juga ayat-ayat yang tak terdapat pada Septuaginta, tetapi pada beberapa dokumen yang ditemukan pada tahun 1947 di gua-gua dari Lautan Mati (Dead Sea Scrolls).   Bahasa Paulus bukan Griek klassik, melainkan "koine," yakni bahasa sehari-hari. Bahasanya buruk dan sulit difahami orang, hal ini tampak dari II Korintus XI:6 - "Sungguhpun aku kurang faham di dalam hal pertuturanku, ..." dan 2 Petrus III: 16 - "Demikianlah di dalam segala surat kirimannya dikatakannya dari hal segala perkara itu. Di dalamnya itu ada juga beberapa perkara yang susah dimengerti, ..."   Paulus mengakui, ia seorang Parisi. Di Yerusalem diajar ilmu Syari'at Musa dan tafsirnya. Di antara penganut mazhab Parisi sendiri terdapat banyak sekali pertentangan faham, mungkin lebih banyak dari pada yang terlihat dalam kitab Talmud.   Sebenarnya ada dua terbitan Talmud, ialah yang diterbitkan di Palestina dan yang diterbitkan di Babilonia. Terbitan Babilonia ini adalah lebih luas. Terbitan Palestina bertarikh dari kira-kira pertengahan abad ke V Masehi, sedangkan terbitan Babilonia kira-kira setengah abad kemudian. talmud terdiri dari aneka warna soal yang dahulunya dikenal semata-mata sebagai tradisi lisan. Intisari dari kitab ini adalah Misyna, yakni "ulangan" yang menafsirkan Syariat Musa; sebaliknya Misyna ini ditafsir oleh kitab Gemara yang artinya "sempurna." Juga ada bahan dari kitab Tosefta, yakni "perlengkapan." Al-Masih dalam kitab Talmud adalah manusia biasa dari darah dan daging yang diutus Allah s.w.t., lain dari conceptnya ummat Nasrani yang mempertuhankannya. Referensi tentang Yesus dalam Talmud banyak sekali menderita dari keadaan sukar yang disebabkan oleh pertengkaran Yahudi-Nasrani dan akibat pengejaran Yahudi oleh Nasara Dalam banyak hal dengan sengaja dibikin tidak dapat dimengerti oleh awam kecuali orang dalam dan agar jangan dimengerti oleh padri Nasara yang mengumpulkan dan membakar Talmud bergerobak-gerobak karena dianggapnya isinya adalah bid'ah. Walaupun demikian, masih ada juga sindiran-sindiran yang terang.   Baik Talmud maupun Misyna berisi sindiran tentang Yesus yang berasal dari zina dan yang dihina kesuciannya. "Kelahiran yang tak halal dari Kristus senantiasa dipertahankan dalam dogma yudaisme," kata S. Krauss.12   Kitab rasul-rasul sebetulnya kurang menceritakan tentang apostel-apostel, akan tetapi bagian terbesarnya meriwayatkan tentang Paulus sendiri. Setengah orang menduga bahwa Paulus adalah seorang "apostolos" yakni seorang amil dari Baitaal Muqqadis, pengumpul uang zakat di daerahnya yang kemudian disetorkan pada bait-al mal di Yerusalem, di mana ia mendengar tentang ajaran sufi dari Isa Al-Masih yang ia memerangi sebagai bid'ah.   Tentang berbaliknya, yakni tobatnya Paulus dapat dibaca dalam tiga saduran yang saling bertentangan dari kitab kisah yang pendek, kenyataan mana menimbulkan pertanyaan yang mana yang benar dan yang mana yang dusta. Rasul-rasul IX: 3, 4, 5, 6, 7 - Sedang ia berjalan dekat dengan Damsyik, tiba-tiba memancarlah suatu cahaya dari langit sekeliling dia; maka rebahlah ia ke tanah, lalu didengamya suatu suara yang mengatakan kepadanya: "Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan aku?" Maka sahutnya: "Siapakah engkau, ya Tuhan?" Maka ia pun bersabda: "Aku Yesus, yang engkau aniayakan. Bangkit dan masuklah ke dalam negeri, di sana akan dikatakan kepadamu barang yang wajib engkau perbuat." Maka orang yang berjalan bersama-sama dengan dia itu pun berdiri tercengang, mendengar suara itu, tetapi tiada nampak barang seorang pun. Rasul-rasul XXII:9 - Sungguhpun segala orang yang bersama-sama dengan aku itu nampak cahaya itu, tetapi tiada mendengar suara Dia, yang berkata kepadaku itu. Rasul-rasul XXVI: 14 - Tatkala patik sekalian sudah rebah ke tanah, patik dengar suatu suara mengatakan kepada patik dengan bahasa Ibrani: "Saul, Saul, apakah sebabnya engkau aniayakan Aku? Sukarlah bagimu menendang dosa."   Pada saduran yang pertama orang yang berjalan bersama-sama dengan dia berdiri tercengang, mendengar suara, tetapi tiada nampak barang seorangpun. Pada saduran kedua orang yang bersama-sama dengannya nampak cahaya itu, tetapi tiada mendengar suara, sedang pada saduran ketiga bukannya berdiri tercengang tetapi sekalian rebah ke tanah.   Paulus berpendapat bahwa para mualaf tidak harus disunat dan tidak harus pula tunduk kepada Syariat Musa, akan tetapi ia yakin bahwa orang Yahudi tidak bebas dari hukum dan kewajiban-kewajiban tersebut.   Nyatalah dari I KORINTUS 7 tentang asceticism (zuhud) dari Paulus yang berkata "baiklah laki-laki jangan menyentuh perempuan," akan tetapi "lebih baik kawin dari pada menyala berahinya." Dari fasal tersebut bersumber alasan kenapa padri Roma Katolik tidak menikah. Paulus melihat isteri bukan sebagai kawan hidup dalam keluarga, akan tetapi semata-mata dari sudut kekelaminan (sex), dengan kata lain, untuk melampiaskan berahi jangan sampai melacur, berzina. Untunglah kaum Fundamentalist yang berkata bahwa mereka mengikuti kata demi kata dari kitab suci yang diilhamkan oleh Tuhan itu (Sacra Scriptura Verbum Dei = Kitab Suci adalah Firman Allah), nampaknya tidak menganggap terlalu serius nasehat dari Paulus. Ia sendiri barangkali tidak pemandangannya (I KORINTUS 7:40), tetapi pada fikirannya hal itu juga menurut "Roh Allah." Perlu ditambah di sini bahwa menurut keyakinan Nasara, Allah itu roh yang memasuki tubuh makhlukNya, seperti Yesus, Paulus, dan seterusnya, sedangkan keyakinan Islam Allah adalah pencipta roh, bukannya roh, dan tidak diketahui zat oknum Allah.Sumber.

No comments:

Post a Comment