Wednesday, May 8, 2013

PERJANJIAN BARU SUCI BAGI SEGALA AGAMA GEREJA, DITOLAK UMMAT YAHUDI DAN DIHORMATI OLEH MUSLIMIN

1. DISUSUNNYA PERJANJIAN BARU DALAM BAHASA YUNANI ------------------------------------------------------------   Kitab Perjanjian Baru adalah suatu Kitab Greka (Yunani), dialek Koine, yang dikarang dan ditulis di luar Palestina; jadi bukannya dalam bahasa Aramiya yang digunakan dan dimengerti di Palestina pada masa itu oleh Yesus Kristus, para hawarinya dan awam.   Semula Perjanjian Baru tidak merupakan suatu Kitab, tapi hanya karangan-karangan, surat-surat kiriman dan catatan-catatan terpisah dalam bahasa Yunani dan Aramiya hingga menimbulkan aneka tafsir yang bertentangan; teristimewa sekitar oknum Yesus Kristus, dan bukan ajarannya.   Misalnya, surat-surat dari Paulus ditulis antara tahun 50 dan 54 dari Korintus dan Epesus kepada orang-orang Tesalonika, orang-orang Korintus, orang-orang Galatia dan orang-orang Rum. Pada tahun 58 dari Roma kepada orang Pilipi dan Kolose. Pada tahun 65 surat kepada orang-orang Ibrani (katanya oleh Paulus). Pada tahun 75 disiarkan bentuk awal Injil karangan Markus. Pada tahun 79 disiarkan Injil Matius. Pada tahun 90 Synode di YAMNIA mengakui Kitab Suci Yahudi, yakni Wasiat Yang Lama menurut tradisi (orang Yahudi Diaspora). Pada tahun 95 disiarkan Kitab Wahyu. Pada tahun 105 disiarkan Kitab Kisah Perbuatan Rasul-rasul karangan Lukas yang terdiri dari 2 jilid dan kemudian dijadikan satu karya. Terdorong oleh Kitab Kisah Rasul-rasul tersebut, mungkin juga dimulai oleh Gereja Epesus, dihimpunlah pada tahun 110 surat-surat kiriman Paulus. Muqadimah penyusun ditulis atas nama Paulus, oleh karenanya kemudian disebut Surat kepada orang Epesus. Pada tahun 115 disiarkan Surat Yang Pertama dan Kedua kepada Timotius dan Titus atas nama Paulus, dan barangkali juga dalam tahun itu Surat yang Pertama dari Yohanes. Pada tahun 117 mungkin disiarkan Surat Yang Kedua dan Ketiga dari Yohanes- Pada tahun 135 disiarkan Injil karangan Yahya dan Surat dari Barnabas. Antara tahun 145 hingga 155 terdapat banyak tulisan suci yang tak diketahui atau diragukan pengarangnya dan yang kemudian disisihkan, disingkirkan (APOCRYPHA). Bahasa dari aneka tulisan-tulisan di atas adalah dalam bahasa Greka dan/atau dalam bahasa Aramiya, hal yang menimbulkan perbedaan tafsir, faham dan keyakinan antara para Uskup Barat dan Timur.   Oleh karena permusuhan yang timbul dan perbedaan keyakinan sebagaimana terurai di atas, terasa perlu benar oleh Kaisar Konstantin I demi ketenteraman untuk menyelenggarakan suatu muktamar, yaitu suatu ECUMENICAL COUNCIL (yang pertama kali) pada tahun 325 di NICAEA (kini Isnik di Istambul). Kemudian banyak lagi council atau synode menyusul; yang "Ecumenical" jumlahnya hingga tahun 1869 ada 20 atau 21 kali.   Gereja Timur Ortodox Yunani mengakui 7 yang pertama (dari tahun 325 s/d 787), dan Gereja Roma Katolik mengakui 14 Ecclesiastical/Ecumenical Council dari yang pertama. Council Nicaea dihadiri oleh 220 Uskup dari Barat dan Timur. Yang dibicarakan hanyalah soal-soal mengenai lman, Kebaktian, dan sebagainya. Yang terpenting adalah soal Ke-Esaan Tuhan menurut faham Yudaisme dan Syirk, yaitu kepercayaan Goyim (yakni bukan-Yahudi, maksudnya Hellenisme dan aneka mytology bangsa-bangsa Jahiliya), dan kemudian antara Unitarisme dan Trinitarisme.   Paulus yang berbicara Greka dan tidak faham Aramiya, mengakibatkan ia memberi bentuk baru pada ajaran Yesus yang mudah dan indah dengan memasukkan aneka unsur gnostic, sakramen dan mystic dari agama dan kebudayaan Yunani Kuna (Hellenisme); seperti misalnya soteriology-faham pembebasan penebusan dosa. Synthese inilah yang kemudian menjadi pertengkaran antara Uskup-uskup di mana aneka gereja (Paulinisme) ke luar sebagai pemenang.   Menurut theolog A. Powell Davies dalam bukunya "The First Christian," terbitan "The New American Library" - A Mentor Book: "Paul reshaped the faith of the early Messianic believers into a gospel of salvation for the Gentiles." Paulus dibenci oleh Ummat Yahudi sebagai pengkhianat bangsa, dituduh oleh orang-orang Romawi sebagai pengkhianat Kekaisaran dan tidak dipercaya lagi, baik oleh para hawari maupun apostel (Rasul); tetapi ia merupakan seorang yang menentukan perkembangan ajaran Gereja-gereja.   Semula anggota Timur lebih banyak, kemudian anggota Barat lebih banyak pada aneka council atau Synode dan untuk beberapa waktu putusan-putusannya tidak diterima oleh kedua belah pihak.   Pada tahun 341 dalam suatu Rapat di Antioch (Antakia) Monotheisme diterima, dan kembali jadi agama resmi sebagai tafsir yang benar dari Iman Nasrani. Pendapat ini dikuatkan oleh suatu Muktamar pada tahun 351 yang terjadi pada masa Paus St. Julius I (337 - 352).   Paus Honorius I (625 - 638) menolak faham Trinitas. Pada tahun 680, jadi setelah wafatnya, beliau di-anathema (yakni dilaknat) dalam suatu Muktamar di Konstantinopel. Photius, Uskup Sirmium, diturunkan karena menolak Ketuhanan Yesus di Konstantinopel pada tahun 869.10   Ada Paus dan Kaisar yang menganut faham Keesaan Tuhan, tetapi ada juga yang menganut faham Trinitas. Para Uskup yang menolak Trinitas dianiaya, dipenjarakan, dibuang, dibunuh dan lain sebagainya; perpustakaannya, aneka manuscriptnya dibakar habis, apalagi yang berbahasa Aramiya. Hal ini sama dengan buku-buku ilmu lain yang berbahasa atau berhuruf Arab yang dijadikan abu ketika orang-orang Spanyol menang atas kaum Muslimin di semenanjung Iberia pada abad ke-XIV dan ke-XV. Asli dari pada Septuaginta, Kitab Ezra, Talmud, dan bergerobak-gerobak codices yang berisi Monotheisme dibakar habis. Begitu pula jika penganut Unitarisme menang, dimusnahkan segala yang menyebut Trinitarisme. Sedikit yang ada kini adalah sisa-sisa dari salinan-salinan.   Antara yang lolos selamat adalah Injil karangan Barnabas, seorang Apostel yang monotheist dan yang menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad S.A.W.; Injil ini pada tahun 383 oleh Paus St. Damasus I (366 - 384) disimpan di perpustakaan pribadinya.   Toland berkata dalam bukunya "MISCELLANEOIJS WORKS" yang diterbitkan pada tahun 1747, Juz I halaman 380, bahwa Injil Barnabas masih ada. Dalam Bab XV disebut bahwa GLASIAN (Gladian) DECREE tahun 496 memasuki "Evangelium Barnabe" ke dalam daftar buku-buku yang terlarang dibaca. Sebelumnya Paus Innovent telah mengharamkan pada tahun 465; juga keputusan Gereja-gereja Barat pada tahun 382. Tidak disebut apakah Injil Barnabas yang aseli itu tertulis dalam bahasa Aramiya atau Greka.
Sumber.

No comments:

Post a Comment