Wednesday, May 8, 2013

EMIGRASI DARI SEMENANJUNG ARAB KE MESIR

Antara tahun 1700  sampai  dengan  1550  S.M.  negeri  Mesir
dikuasai  oleh  anak  suku  HYKSOS, yang juga dikenal dengan
gelaran "Raja-raja Padang Pasir" atau  "Raja-raja  Gembala."
Anak  suku  Hyksos  ini masuk dalam golongan ARIBA MUTARRIBA
yang berbahasa Aramiya dengan dialek Kanaanit. Ketika  musim
kemarau  yang  terlampau lama melanda Kanaan, dua atau lebih
dari anak suku keturunan Ya'kub diizinkan oleh  Raja  Hyksos
untuk  berhijrah  ke  delta  sungai Nil (GOSYEN) yang subur.
Tidak mustahil bahwa kebaikan dari Raja  Hyksos  ini  adalah
karena mereka sama-sama berasal dari Kanaan.
 
Tetapi   ketika   pada   tahun   1550   S.M.   timbul  suatu
pemberontakan yang berhasil  menggulingkan  dinasti  Hyksos,
seraya  mengusir  kaum  Hyksos  dari  Mesir,  maka  saat itu
dicatat sebagai permulaan masa  penderitaan  bagi  keturunan
dari suku-suku Bani Israel.
 
Walaupun  keturunan suku-suku Bani Israel hidupnya ekslusif,
namun setelah mereka berdiam selama lebih kurang  500  tahun
di  Gosyen,  Mesir, maka bersatu-padulah (SYNCRETISME) dalam
banyak  hal.  Seperti  nama-nama  khas  Mesir   untuk   nama
perorangan,  percampuran  adat-istiadat  dan  bahasa, hingga
boleh dikatakan  terlupalah  dialek  asalnya,  yakni  dialek
Kanaanit.
 
Pada masa itulah Nabi Musa dilahirkan. Ia dipungut dari kali
NIL oleh seorang Puteri Firaun, kemudian diangkatnya sebagai
anak.  Dengan  demikian  ia  (Musa)  dibesarkan, dididik dan
diajar di istana Fir'aun Rameses II. Sudah barang tentu Nabi
Musa   terpengaruh   oleh   alam  lingkungan  istana.  Tidak
diragukan lagi bahwa ia berfikir dan berbicara dalam  bahasa
Koptik Kuna dan menulis dengan aksara hieroglyphe.
Sumber. 


No comments:

Post a Comment